Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

10 September, 2008

Miris dengan kondisi sekarang

Terlalu pahit saya mengikuti berita akhir-akhir ini. Yang terbaca kok musibah melulu. Sudah sedemikian parahnyakah kita dalam mengelola kehidupan bernegara, dan negara harus menanggung derita tersebut untuk dibagi-bagikan kepada sebagian besar penduduk yang berjumlah 250 juta jiwa ini?

Betapa nihilisnya kita! Perjuangan untuk membangun negara yang merdeka, berdaulat, bebas dari ancaman kebodohan dan kemiskinan, ternyata tercoreng sudah oleh musibah demi musibah yang terus beruntun harus dihadapi, dan hampir sebagian besar tak tuntas penyelesaiannya.

Kita terlalu akrab dengan upacara seremonial rupanya!. Tsunami di Aceh Darussalam, yang dapat dijadikan moment pijakan untuk membangun rasa solidaritas, hanya selesai di atas kertas. Penyelesaian pertikaian antar etnis, sebagiannya tidak benar-benar terasakan di tingkat akar rumput. Belum lagi kasus Lapindo Brantas [berita pagi ini, 12/9/08, Kompas menulis 'kasus lapindo, pemerintah "menyerah"], aliran dana BI, ilegal logging, BLBI, dan yang terakhir, berita tentang dominasi asing yang mencapai 47% di hampir seluruh perbankan kita, yang memberi gambaran kita akan mengalami kesulitan dalam memperbaiki sistem perekonomian kita di masa datang.

Anehnya, justru untuk meraih jabatan di tingkat tertentu, kita terlalu murah membagi-bagikan uang hanya untuk merebut kepentingan kita sendiri. Berbagai jenis pemilihan -Gubernur, Bupati, Walikota ataupun pemilihan lainnya- tak juga lepas dari politik uang. Bertimbun-timbun uang kita glontorkan untuk merebut jabatan itu. Cermin masa depan kita terlalu suram.

Kita telah menjadi penipu. Penipu untuk diri kita sendiri. Menipu untuk orang lain.

Saya jadi teringat puisi saya yang saya tulis di tahun 1994, empat-belas-tahun yang lalu. inilah puisi itu. [salimi ahmad]

DI DUNIA TIPU TIPU

di dunia tipu tipu

orang tak seharusnya menjadi penipu
sebab hakekatnya setiap orang
tak mau disebut sebagai penipu
dan tak mau ditipu
walau yang ditipu toh para penipu

jika mereka menipu dan yang ditipu
adalah para penipu
mereka telah tahu makna apa yang tersimpul
dalam setiap mereka bertemu

di dunia tipu tipu
kehidupan berjalan tanpa rasa malu
hukum dan peraturan
sama sekali tak berlaku
hanya akan mengganggu
nilai-nilai yang sebenarnya tabu

hukum yang berlaku
di dunia tipu tipu

adalah hukum yang membantu
bagaimana supaya sukses
menjadi seorang penipu

peraturan yang dipegang
adalah peraturan yang bagaimana
membuat diri aman dari kejaran
hutang dan pengkhiatan

karena di dunia tipu tipu
tak ada yang mau ditipu
mereka jadi sama-sama
waspada

karena di dunia tipu tipu
tak ada lagi yang bisa diakali
untuk ditipu, mereka jadi gila
lantaran kehilangan kerja

Jakarta, 29794



Tidak ada komentar: