Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

07 Agustus, 2008

Catatan Iyus: bertemu kangen Rayani Sriwidodo

Kamis, 7 Agustus 2008.
Hari Rabu minggu lalu saya sempat ke rumah Rayani Sriwidodo di Condet. Saya datang bersama Hamzah. Kami melepas kangen dengan membicarakan almarhum Sriwidodo. Sudah satu tahun Mas Wid berpulang, dan selama itu pula saya tidak ke Condet. Ada rasa bersalah saya, tetapi terhapus dengan sukacita melihat Mbak Yani sehat, gemukan, gembira.

Dikabarkan bahwa lukisan-lukisan Mas Wid akan dipamerkan. Sekarang lukisannya sudah pindah ke rumah Mutiara Sani, dalam ruang ber-AC (jelas lebih baik daripada terus berada di plafon, di bawah atap seng). Dikabarkan juga bahwa ada yang sedang bergiat untuk membukukan Mas Wid. Mbak Yani meminta saya untuk menulis apa saja, semacam kenangan saya mengenai Mas Wid. Tentu saja saya menyanggupi dengan segera, karena banyak yang saya dapat dalam persahabatan kami di belasan tahun ini. Sriwidodo adalah salah seorang teman baik yang luar biasa bagi saya.

Dalam perjalanan pulang ke rumah naik motor, Hamzah beberapa kali mengingatkan kenangan lama bersama Mas Wid. Terbayang bahwa dia selalu bertelanjang dada. Tiap bertemu selalu bertanya tentang apa masih melukis. Dia selalu menyemangati saya berkarya. Malam ketika berdoa, saya berterima kasih kepada Tuhan bahwa saya boleh mengenal dekat Mas Wid, berterima kasih pula bahwa karya-karyanya akan dipamerkan dan diabadikan dalam sebuah buku, berterima kasih bahwa Mbak Yani sehat sejahtera.

"Mbak Yani masih menulis puisi?" tanya saya.
"Masih," jawabnya setengah tersipu.

Saya tahu waktunya terlalu banyak tersita untuk sekolahannya (TK Babul Ulmi), karya nyatanya yang dirintisnya bersama almarhum suami tercinta, Siwidodo, pelukis abstrak Indonesia yang hampir terlupakan dalam "kedahsyatan" dunia seni rupa Indonesia sekarang ini.
(Saya ingin menyalin puisi Rayani di sini....)

Tidak ada komentar: